Memaksimalkan Hasil Polesan dengan Teknik yang Tepat

Memaksimalkan Hasil Polesan dengan Teknik yang Tepat

Proses pemolesan dan penghalusan permukaan logam merupakan bagian integral dalam banyak industri, mulai dari bengkel las, fabrikasi, manufaktur hingga rekayasa struktural. Salah satu alat yang sangat efektif digunakan untuk mencapai hasil akhir yang halus dan presisi adalah grinding wheel. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai teknik pemolesan menggunakan grinding wheel, jenis-jenis roda gerinda, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan hasil akhir pada permukaan logam.

Grinding wheel atau batu gerinda poles adalah alat abrasif berbentuk cakram yang digunakan untuk mengikis, menghaluskan, dan meratakan permukaan logam. Batu ini terdiri dari dua komponen utama:
Butiran Abrasif: Partikel keras yang berfungsi untuk mengikis permukaan material. Biasanya terbuat dari bahan seperti aluminium oxide (untuk logam ferrous) atau silicon carbide (untuk logam non-ferrous seperti aluminium dan stainless steel).
Pengikat (Bonding): Bahan yang mengikat butiran abrasif agar tetap terstruktur pada roda. Pengikat ini dapat terbuat dari berbagai bahan seperti resin, keramik, atau logam.
Setiap grinding wheel memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan pemilihannya harus disesuaikan dengan jenis material yang akan diproses serta tujuan akhir yang ingin dicapai. Misalnya, untuk stainless steel, batu gerinda dengan butiran silicon carbide sering digunakan, sedangkan untuk baja karbon, aluminium oxide lebih disarankan.

Tahapan Polesan yang Efektif untuk Memaksimalkan Hasil

Untuk mendapatkan hasil polesan yang optimal, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Berikut adalah tahapan yang harus diperhatikan dengan seksama:

a. Persiapan Permukaan Material
Sebelum memulai proses penggerindaan, sangat penting untuk mempersiapkan permukaan material dengan baik. Pembersihan permukaan dari kotoran, minyak, atau karat akan mencegah kontaminasi selama proses grinding dan menghindari cacat pada permukaan akhir.

b. Pemilihan Grit yang Tepat
Pemilihan grit pada grinding wheel sangat mempengaruhi hasil akhir yang dicapai. Grit merujuk pada ukuran butiran abrasif pada roda gerinda. Secara umum, semakin besar angka grit, semakin halus permukaan yang dihasilkan.
Berikut adalah pedoman umum untuk memilih grit yang tepat:

  • Grit Kasar (24-60) : Digunakan untuk menghilangkan material dalam jumlah besar atau untuk memperbaiki ketidaksempurnaan besar pada permukaan logam.
  • Grit Menengah (80-120) : Cocok untuk memperhalus permukaan setelah penggerindaan kasar dan mulai menyiapkan material untuk proses finishing.
  • Grit Halus (150-320) : Digunakan untuk memberikan permukaan yang lebih halus dan menghilangkan bekas goresan yang ditinggalkan oleh grit kasar atau menengah.
  • Grit Sangat Halus (400 dan lebih) : Digunakan pada tahap polishing untuk mencapai permukaan yang sangat halus dan siap untuk tahap akhir, seperti pemolesan cermin pada stainless steel.

c. Penggunaan Pelumas dalam Proses Grinding
Proses grinding pada logam, terutama pada bahan seperti stainless steel dan baja, dapat menyebabkan panas yang berlebihan. Penggunaan pelumas atau pendingin sangat penting untuk mencegah kerusakan pada material akibat panas yang berlebihan. Selain itu, pelumas dapat membantu mengurangi gesekan, meningkatkan kecepatan pemotongan, dan memperpanjang umur batu gerinda.
Pelumas yang umum digunakan dalam proses ini adalah:

  • Air atau Cairan Pendingin: Biasanya digunakan dalam proses grinding basah untuk menurunkan suhu dan mencegah overheating.
  • Wax atau Minyak: Digunakan dalam proses pemolesan untuk memberikan kilau pada permukaan logam.


d. Polishing dan Buffing: Menyempurnakan Hasil Akhir

Setelah proses grinding selesai, langkah berikutnya adalah proses polishing atau pemolesan. Pada tahap ini, roda buffing digunakan bersama dengan senyawa polishing untuk menghilangkan goresan halus yang masih ada setelah grinding. Pemolesan dilakukan dengan gerakan melingkar pada permukaan logam yang akan dipoles.
Untuk mencapai kilau cermin pada stainless steel, misalnya, proses ini membutuhkan roda buffing dengan senyawa polishing khusus seperti pasta logam yang mengandung partikel halus. Penggunaan roda buffing sangat penting untuk mendapatkan permukaan yang mulus tanpa goresan.

Pemilihan Alat yang Tepat untuk Setiap Jenis Logam

Pada dasarnya, teknik pemolesan dengan grinding wheel harus disesuaikan dengan jenis material yang sedang diproses. Beberapa logam, seperti stainless steel, memiliki sifat yang lebih keras dan cenderung lebih sulit dipoles dibandingkan logam lainnya. Berikut adalah beberapa rekomendasi alat untuk pemrosesan berbagai jenis logam:

  • Stainless Steel: Gunakan batu gerinda dengan butiran abrasif silikon karbida (silicon carbide). Batu gerinda dengan pengikat resin atau keramik lebih disarankan untuk memberikan hasil yang lebih halus dan tahan lama.
  • Baja Karbon: Untuk baja karbon, batu dengan butiran aluminium oksida (aluminium oxide) lebih efektif. Biasanya digunakan grit kasar pada awalnya dan grit halus di tahap akhir.

Teknik Penggunaan Grinding Wheel yang Tepat

Selain pemilihan grit dan pelumas, teknik penggunaan grinding wheel juga mempengaruhi hasil akhir. Beberapa tips yang dapat membantu dalam memaksimalkan hasil adalah:
Jaga Tekanan yang Konsisten: Terlalu banyak tekanan dapat merusak roda dan menyebabkan permukaan logam menjadi tidak rata. Jaga tekanan pada level yang moderat dan distribusikan secara merata pada area yang sedang digerinda.
Kecepatan dan Gerakan yang Teratur: Pemakaian batu gerinda harus dilakukan dengan kecepatan yang sesuai dengan spesifikasi alat dan material. Hindari gerakan yang terlalu cepat atau tidak teratur, karena dapat menyebabkan bekas goresan yang tidak merata.
Posisi yang Benar: Selalu pastikan posisi grinding wheel dalam posisi (20°-40°) terhadap permukaan logam. Sudut yang salah dapat menghasilkan permukaan yang tidak rata atau terlalu kasar.

Keamanan Selama Proses Grinding

Keselamatan adalah aspek penting yang harus selalu diperhatikan saat menggunakan grinding wheel. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai sangat dianjurkan untuk mencegah cedera akibat serpihan logam atau debu abrasif. Beberapa langkah keselamatan yang perlu diperhatikan adalah:

  • Kacamata keselamatan: Melindungi mata dari serpihan logam dan debu.
  • Pelindung telinga: Karena proses grinding dapat menghasilkan kebisingan yang tinggi.
  • Sarung tangan pelindung: Untuk melindungi tangan dari serpihan panas atau benda tajam.
  • Masker debu: Untuk melindungi saluran pernapasan dari debu abrasif yang dapat berbahaya.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang teknik yang tepat dalam penggunaan grinding wheel, Anda dapat memastikan bahwa hasil polesan pada logam, baja, dan stainless steel akan maksimal. Teknik yang tepat, pemilihan alat yang sesuai, dan perhatian pada setiap detail dalam proses grinding dan polishing akan menghasilkan permukaan yang mulus, estetis, dan tahan lama.

Baca juga : Memahami berbagai jenis batu gerinda dan penggunaannya

PT WD Indonesia adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi alat potong abrasif terbesar dan terkemuka di Indonesia, diproduksi dengan teknologi tinggi sehingga menghasilkan produk berkualitas terbaik.



PT WD Indonesia menghasilkan berbagai produk unggulan melalui proses perpaduan antara bahan material yang baik dengan teknologi tinggi yang memberikan hasil sempurna dalam menggerinda, memotong dan memoles semua jenis material besi.